Minggu, 20 Januari 2013

7 Penyakit Paling Banyak Serang Korban Banjir


INTENSITAS hujan yang masih tinggi menyebabkan banjir menggenangi beberapa daerah di Indonesia, termasuk Jakarta. Menghadapi kondisi ini, masyarakat diimbau untuk mewaspadai tujuh penyakit menular. Inilah ketujuh  penyakit itu seperti disebutkan dalam siaran pers Kementerian Kesehatan RI. 
Diare
 Diare sangat erat kaitanya dengan kebersihan individu (personal hygiene). Pada musim hujan dengan curah hujan yang tinggi maka potensi banjir meningkat. Pada saat banjir, maka sumber-sumber air minum masyarakat, khususnya sumber air minum dari sumur dangkal akan banyak ikut tercemar.
Di samping itu pada saat banjir biasanya akan terjadi pengungsian dimana fasilitas dan sarana serba terbatas termasuk ketersediaan air bersih. Itu semua menjadi potensial menimbulkan penyakit diare disertai penularan yang cepat.
Langkah antisipasi diingatkan kepada masyarakat untuk tetap waspada dan untuk menghindari terserang penyakit diare disarankan hal-hal berikut, yaitu: Cuci tangan dengan sabun setiap akan makan/minum serta sehabis buang hajat; Merebus air minum hingga mendidih setiap hari; Menjaga kebersihan lingkungan, hindari tumpukan  sampah disekitar tempat tinggal; dan Segera ke petugas kesehatan terdekat bila ada gejala-gejala diare
Demam Berdarah
Ketika musim hujan biasanya  terjadi peningkatan tempat perindukan nyamuk Aedes aegypti yaitu nyamuk penular penyakit demam berdarah. Hal ini karena  banyak  kaleng bekas, ban bekas, serta tempat-tempat tertentu terisi air dan terjadi genangan untuk beberapa waktu. Genangan  itulah akhirnya menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk tersebut.
Dengan meningkatnya populasi nyamuk sebagai penular penyakit, maka risiko terjadinya penularan juga semakin meningkat. Untuk itu diharapkan masyarakat ikut berpartisipasi secara aktif melalui gerakan 3 M  yaitu mengubur kaleng-kaleng bekas, menguras tempat penampungan air secara teratur, dan menutup tempat penyimpanan air dengan rapat.
Segera bawa keluarganya ke sarana kesehatan bila ada yang sakit dengan gejala panas tinggi yang tidak jelas sebabnya yang disertai adanya tanda-tanda perdarahan.

Leptospirosis
Leptospirosis disebabkan oleh bakteri yang disebut leptospira. Penyakit ini termasuk salah satu penyakit zoonosis, karena ditularkan melalui hewan/binatang. Di Indonesia hewan penular utama adalah tikus melalui kotoran dan air kencingnya.
Pada musim hujan terutama saat terjadi banjir, maka tikus-tikus yang tinggal di liang-liang tanah akan ikut keluar menyelamatkan diri. Tikus tersebut akan berkeliaran di sekitar manusia dimana kotoran dan air kencingnya akan bercampur dengan air banjir tersebut.
Seseorang yang ada luka, kemudian terendam air banjir yang sudah tercampur dengan kotoran/kencing tikus yang mengandung bakteri lepstopira, maka orang tersebut potensi dapat terinfeksi dan akan jatuh menjadi sakit.
Guna menghindari timbulnya penyakit leptospirosis masyarakat agar melakukan langkah-langkah antisipasi yaitu Menekan dan hindari adanya tikus yang berkeliaran disekitar kita, dengan selalu menjaga kebersihan; Hindari bermain air saat terjadi banjir, terutama bila ada luka; Gunakan pelindung misalnya sepatu, bila terpaksa harus ke daerah banjir; dan Segera berobat ke sarana kesehatan bila sakit dengan gejala panas tiba-tiba, sakit kepala dan menggigil.
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Penyebab ISPA dapat berupa bakteri, virus dan berbagai mikroba lainnya. Gejala utama dapat berupa batuk dan demam, kalau berat dapat / mungkin disertai sesak napas, nyeri dada dll.
Penanganan penyakit ini dapat dilakukan dengan istirahat; pengobatan simtomatis sesuai gejala; mungkin diperlukan pengabatan kausal untuk mengatasi penyebab; meningkatkan daya tahan tubuh; mencegah penularan pada orang sekitar antara lain dengan menutup mulut ketika batuk, tidak meludah sembarangan dll.
Faktor berkumpulnya banyak orang misalnya di tempat pengungsian korban banjir, juga berperan dalam penularan ISPA
Penyakit kulit
Penyakit ini dapat berupa infeksi, alergi atau bentuk lain. Pada musim banjir maka masalah utamanya adalah kebersihan yang tidak terjaga baik. Seperti juga pada ISPA, maka faktor berkumpulnya banyak orang misalnya di tempat pengungsian korban banjir, berperan dalam penularan infeksi kulit
Penyakit saluran cerna lain
Demam tifoid, merupakan salah satu penyakit saluran cerna. Dalam hal ini juga faktor kebersihan makanan memegang peranan penting.

Perburukan penyakit kronik yang mungkin sudah diderita
Hal ini terjadi karena penurunan daya tahan tubuh akibat musim hujan berkepanjangan, dan apalagi bila banjir berhari-hari.
Agar terhindar dari penyakit-penyakit di atas, masyarakat diingatkan untuk senantiasa menjaga Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) antara lain dengan makan/minum yang baik dan bersih (selalu makanan yang sudah dimasak); tidak jajan sembarangan; istirahat yang cukup; tetap upayakan kebersihan diri dan lingkungan; jangan buang sampah sembarangan; senantiasa melakukan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Sebelum makan; Sebelum mengolah makanan; Setelah BAB; Setelah menceboki anak; Setelah memegang lingkungan yang kotor dan hewan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar