Jumat, 02 Juni 2017

Subhanallah, Inilah Riwayat Hadis Sahih Imam Bukhari, Ditulis Selama 5.840 Hari



Bagi sebagian besar umat Islam, hampir dipastikan tak lagi asing ketika mendengar nama Imam Bukhari.
Ya, dia adalah penyusun kitab yang sangat terkenal Al Jami’us Shahih yang kemudian di Indonesia terjemahkan dengan nama kumpulan hadis Shahih Bukhari.

Imam Bukhari ternyata sejak kecil sudah terlihat kealiman dan kecerdasannya, jauh di atas rata-rata anak seusianya.
Pada usia 10 tahun, pemilik nama asli Abu Abdullah Muhammad bin Ismail, ini telah pernah menghafaz hadis.
Dia belajar kepada sejumlah guru dalam ilmu fiqih dan hadis sampai ke luar  negeri.
Ia pergi ke negara yang menjadi gudang ilmu pengetahuan pada masa itu seperti Syam, Mesir, Basrah, Kufah, dan Bagdad.
Di tanah hidjaz ia berdiam selama 6 tahun untuk terus belajar.
Dalam Kitab Shahih Bukhari yang diterjemahkan H Zainuddin Hamidy dkk (1992:XIV) disebutkan, Imam Bukhari lahir hari Jumat 13 Syawal 194 Hijriah atau 19 July 810.
 Beliau meninggal dalam usia yang tak jauh berbeda dengan Rasulullah, Nabi Muhammad SAW, dalam usia 62 tahun 13 hari pada malam Idul Fitri tahun 256 H.
Tapi, ada juga yang menyebutkan Imam Bukhari meninggal 1 September 870 atau 1 Syawal 256H (usia 60 tahun) dan dimakamkan di Khartank,  Samarkand, Uzbekistan.
Beliau lahir di Bukhara di Uzbekistan yang sebelumnya masuk dalam kekuasaan Uni Soviet.
Imam Al Bukhari juga menulis beberapa kitab, di antaranya Al Adab Al Mufrad.
Mandi dan Salat Sunah Setiap Tulis Satu Hadis
Imam Bukhari sangat serius dan tekun memeriksa hadis dan menyisihkan mana yang shahih dan yang lemah dengan bekal pengetahuan yang luas.
Para ulama di dunia Islam ini sepakat dan menempatkan hadis yang diriwayatkannya pada derajat yang tertinggi sekali.
Kita Al Djamius Shahih atau di Indonesia dikenal dengan nama Shahih Bukhari adalah kumpulan hadis sangat terpecaya.
Setelah Shahih Bukhari, kumpulan hadis yang juga sangat terpecaya dan shahih adalah Shahih Muslim.
Zanidduin Hamidy dkk menyebut hadis yang disusun oleh Bukhari dan Muslim sangat  cermat dalam memeriksa orang yanng membawa (menceritakan) tiap-tiap hadis.
Orang tersebut diperiksa betul kejujurannya, kekuatan ingatannya, dan persambungan orang-orang yang menyampaikan riwayat itu tidak putus pertaliannya.
Dengan demikian, hadis yang diriwayatkan oleh seseorang itu bisa dirunut sampai kepada sahabat yang langsung menerima sendiri dari Nabi Muhammad SAW.
Pengumpulan hadis dalam sebuah buku besar itu diusahakan Imam Bukhari dalam waktu 16 tahun atau 5.840 hari.
Tiap akan menulis satu hadis, beliau terlebih dahulu mandi dan salat dua rakaat, memohon pertimbangan kepada Allah SWT.
Jadi sangat jelas bahwa Shahih Bukhari adalah mutiara yang cukup dikenal keindahan dan keshahihannya.
Tentang Arti Hadis
Hadis artinya perkataan, perbuatan, atau ketetapan dari Rasulullah, Nabi Muhammad SAW.
Apabila Nabi melihat seseorang mengerjakan sesuatu perbuatan atau mengucapkan perkataan di hadapan beliau atau ada yang diceritakan orang kepadanya: Ada orang (Muslim) yang mengatakan atau membuat begitu sedang nabi diam saja, nabi menyetujui atau memujinya, maka inilah yang disebut ketetapan.
Dalam Zanidduin Hamidy dkk (1992:XII) hadis  disebut atau dinamakan juga sunnah.
Sunnah itu ada dua bagian:
1.      Menjelaskan maksud Al Quran.
Dasar hukumnya antara lain Suat An Nahl 44 yang artinya: Kami turunkan kepadamu (Muhammad) akan Quran supaya engkau jelaskan kepada manusia apa yang diturunkan (Quran) kepada mereka itu.
2.      Menerangkan hukum-hukum yang tidak disebut dalam Al Quran.
Dasar hukumnya antara lain Surat An Nisa 59 yang artinya: Hai orang berminan! Ikuti olehmu akan perintah Allah dan ikut olehmu akan perintah Rasul!
Surat Al Hasyr 7 yang artinya: Apa yang diperintahkan Rasul kepadamu ambilah dan apa yang dilarangnya hentikanlah.
Surat An Nisa 80 yang artinya: Barang siapa yang mengikuti akan Rasul maka sesungguhnya dia telah mengikuti Allah.

Tulisan ini bersumber dari Kitab Shahih Bukhari cetakan tahun 1992, terbit pertama tahun 1937.