Bagi
sebagian besar umat Islam, hampir dipastikan tak lagi asing ketika mendengar
nama Imam Bukhari.
Ya, dia adalah penyusun kitab yang sangat terkenal
Al Jami’us Shahih yang kemudian di Indonesia terjemahkan dengan nama kumpulan
hadis Shahih Bukhari.
Imam Bukhari ternyata sejak kecil sudah terlihat
kealiman dan kecerdasannya, jauh di atas rata-rata anak seusianya.
Pada usia 10 tahun, pemilik nama asli Abu Abdullah
Muhammad bin Ismail, ini telah pernah menghafaz hadis.
Dia belajar kepada sejumlah guru dalam ilmu fiqih
dan hadis sampai ke luar negeri.
Ia pergi ke negara yang menjadi gudang ilmu
pengetahuan pada masa itu seperti Syam, Mesir, Basrah, Kufah, dan Bagdad.
Di tanah hidjaz ia berdiam selama 6 tahun untuk
terus belajar.
Dalam Kitab Shahih Bukhari yang diterjemahkan H
Zainuddin Hamidy dkk (1992:XIV) disebutkan, Imam Bukhari lahir hari Jumat 13
Syawal 194 Hijriah atau 19 July 810.
Beliau
meninggal dalam usia yang tak jauh berbeda dengan Rasulullah, Nabi Muhammad
SAW, dalam usia 62 tahun 13 hari pada malam Idul Fitri tahun 256 H.
Tapi, ada juga yang menyebutkan Imam Bukhari
meninggal 1 September 870 atau 1 Syawal 256H (usia 60 tahun) dan dimakamkan di Khartank,
Samarkand, Uzbekistan.
Beliau lahir di Bukhara di Uzbekistan yang
sebelumnya masuk dalam kekuasaan Uni Soviet.
Imam Al Bukhari juga menulis beberapa kitab, di antaranya
Al Adab Al Mufrad.
Mandi
dan Salat Sunah Setiap Tulis Satu Hadis
Imam Bukhari sangat serius dan tekun memeriksa hadis
dan menyisihkan mana yang shahih dan yang lemah dengan bekal pengetahuan yang
luas.
Para ulama di dunia Islam ini sepakat dan
menempatkan hadis yang diriwayatkannya pada derajat yang tertinggi sekali.
Kita Al Djamius Shahih atau di Indonesia dikenal
dengan nama Shahih Bukhari adalah kumpulan hadis sangat terpecaya.
Setelah Shahih Bukhari, kumpulan hadis yang juga
sangat terpecaya dan shahih adalah Shahih Muslim.
Zanidduin Hamidy dkk menyebut hadis yang disusun
oleh Bukhari dan Muslim sangat cermat
dalam memeriksa orang yanng membawa (menceritakan) tiap-tiap hadis.
Orang tersebut diperiksa betul kejujurannya,
kekuatan ingatannya, dan persambungan orang-orang yang menyampaikan riwayat itu
tidak putus pertaliannya.
Dengan demikian, hadis yang diriwayatkan oleh
seseorang itu bisa dirunut sampai kepada sahabat yang langsung menerima sendiri
dari Nabi Muhammad SAW.
Pengumpulan hadis dalam sebuah buku besar itu
diusahakan Imam Bukhari dalam waktu 16 tahun atau 5.840 hari.
Tiap akan menulis satu hadis, beliau terlebih dahulu
mandi dan salat dua rakaat, memohon pertimbangan kepada Allah SWT.
Jadi sangat jelas bahwa Shahih Bukhari adalah
mutiara yang cukup dikenal keindahan dan keshahihannya.
Tentang
Arti Hadis
Hadis artinya perkataan, perbuatan, atau ketetapan
dari Rasulullah, Nabi Muhammad SAW.
Apabila Nabi melihat seseorang mengerjakan sesuatu
perbuatan atau mengucapkan perkataan di hadapan beliau atau ada yang
diceritakan orang kepadanya: Ada orang (Muslim) yang mengatakan atau membuat
begitu sedang nabi diam saja, nabi menyetujui atau memujinya, maka inilah yang
disebut ketetapan.
Dalam Zanidduin Hamidy dkk (1992:XII) hadis disebut atau dinamakan juga sunnah.
Sunnah itu ada dua bagian:
1. Menjelaskan
maksud Al Quran.
Dasar hukumnya antara lain Suat An
Nahl 44 yang artinya: Kami turunkan kepadamu (Muhammad) akan Quran supaya
engkau jelaskan kepada manusia apa yang diturunkan (Quran) kepada mereka itu.
2. Menerangkan
hukum-hukum yang tidak disebut dalam Al Quran.
Dasar hukumnya antara lain Surat An
Nisa 59 yang artinya: Hai orang berminan! Ikuti olehmu akan perintah Allah dan
ikut olehmu akan perintah Rasul!
Surat Al Hasyr 7 yang artinya: Apa
yang diperintahkan Rasul kepadamu ambilah dan apa yang dilarangnya hentikanlah.
Surat An Nisa 80 yang artinya: Barang
siapa yang mengikuti akan Rasul maka sesungguhnya dia telah mengikuti Allah.
Tulisan ini bersumber dari Kitab Shahih Bukhari
cetakan tahun 1992, terbit pertama tahun 1937.