Masa tenang
bukan berarti diam. Banyak hal bisa dilakukan oleh pasangan calon
gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta 2012-2017 atau pun tim
suksesnya (timses). Ada yang tetap melakukan pekerjaan seperti biasa, ada yang memanfaatkan jejaring sosial, ada yang berkirim
pesan singkat (SMS), ada yang nonton wayang bersama, mengirimkan
pantun, ada pula yang tetap mendatangi basis massa dukungan mereka.
Simak SMS dari
nomo 087736791XXX. Asslmk. Mari sama-sama kita bermunajat dan berdoa…
Ya Alloh Yang Maha Bijaksana Maha Perkasa Maha Mengetahui Maha Tinggi
kami memohon kepadaMU… . Menangkan dia. Berilah dukungan kepadanya.
Amin. Mari ajak seluruh kader, keluarga, dan seluruh masyarakat untuk
mendoakan kemenangan beliau. Amin.
Ada juga SMS
lain yang mengajak dukungan kepada calon yang tidak berasal dari partai
politik (parpol). Calon itu diusung oleh warga. Dalam UU, calon itu disebut calon perorangan atau orang mengatakan calon independen.
Faisal Basri, cagub dari unsur perseorangan, memilih liburan bersama keluarga ke Bogor. Di akun twitternya @FaisalBiem dia menulis, “Hari ini memasuki masa tenang. Akhirnya bisa menikmati waktu luang setelah berkampanye selama dua minggu.”
Joko Widodo memilih pulang kampung ke Solo, Jawa Tengah, Bambang
Tajahja Purnama atau biasa dipanggil Ahok, pasangan Jokowi, mengaku
memilih menonton film Spiderman bersama anak-anak. Setelah itu, dia
ingin jalan-jalan di mal.
Hidayat Nur Wahid memilih melakukan kegiatan sosial dan keagamaan, termasuk menjadi imam salat subuh serta menjadi penceramah. “Tadi juga saya diminta untuk jadi saksi pernikahan,” kata Hidayat sebagaimana dikutip dari www.tempo.co.
Fauzi Bowo, calon incumbent, tentu saja kembali melakukan aktivitasnya sebagai gubernur.
Apalagi selama masa kampanye yang berlangsung 24 Juni hingga 7 Juli,
dia hanya mengambil waktu cuti dua hari dari sebelumnya dia mengajukan
waktu cuti empat hari. Sebagai seorang gubernur, aktivitas Foke
–panggilan Fauzi Bowo—justru lebih banyak lagi. Dia bisa mendatangi
berbagai komunitas masyarakat dan ini bisa dimanfaatkan untuk
pencitraan.
Komisi
Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta menetapkan masa tenang berlangsung 8
Juli sampai 10 Juli 2012 setelah kampanye berlangsung 24 Juni sampai 7
Juli. Rabu, 11 Juli 2012, adalah hari pemungutan suara atau
pencoblosan. Jika tidak ada pasangan calon yang meraih 50 persen atau
lebih dari suara yang syah, maka akan dilangsukan pemilihan putaran
kedua. Karena itu, beberapa calon berharap bisa memenangi Pilgub DKI
2012 itu satu putaran.
Apa cuma itu
acara mereka? Teranyata tidak. Ada juga anggota timses salah satu calon
yang mendatangi sejumlah makam di Jakarta. Tujuannya untuk apa lagi
kalau bukan berdoa meminta agar calon mereka memenangi ‘pertarungan’
bernilai total miliaran rupiah –bahkan bisa mencapai triliunan
rupiah—dalam ajang yang disebut Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI 2012.
Bisa jadi Anda tak percaya jika ada tim ses yang mendatangi makam. Tetapi, kenyataan di lapangan memang ada. Sekitar
pukul 20.00, dua buah bus Blue Bird berpendingin, meluncur dari kawasan
Menteng. Tujuan pertama adalah kawasan Kwitang, Jakarta Pusat.
Rombongan menuju ke rumah salah satu habib ternama di kawasan Kwitang.
Diantar oleh sang habib, rombongan masuk masjid dan menuju ke tiga
makam yang ada di samping masjid –menyata dengan bangunan masjid. Salah
satu makan tertulis Habib Ali bin Al Habsyi.
Di samping makam Habib Ali ada dua makam lainnya. Aroma
bunga dan wewangian cukup terasa di ruangan makam yang terlihat bersih,
lengkap dengan pencahayaan yang terang benderang. Setelah membaca doa,
rombongan duduk bersimbuh did epan makam dilanjutkan dengan membaca
yasin. Setelah itu, dilanjut dengan membaca tahlil dan ditutup dengan
doa. Isi doa itu selain meminta keselamatan dunia akhirat kepada kaum
muslim, juga mendoakan kemenangan salah satu calon. “Mudah-mudahan
berlangsung satu putaran,” u jar salah satu habib yang ikut dalam
rombongan.
Setelah itu,
rombongan bergeser. Bukan kembali ke Menteng, tetapi meluncur ke utara.
Semula akan menuju makam di kampung Banda, Ancol, Jakarta Utara. Tetapi
dibatalkan dan bergeser ke makam keramat di Masjid Luara Batang,
Penjaringan, Jakarta Utara. Ini adalah masjid tua yang pembangunannya
sudah berlangsung bertahun-tahun. Ketua pembangunan masjid ini adalah
salah satu calon gubernur.
Di dalam masjid
ini juga ada makam yang ‘dikeramatkan’ oleh sebagian masyarakat. Ritual
seperti yang dilakukan di Kwitang juga berulang di makam Masjid Luara
Batang ini. Hanya saja, doa di tempat ini lebih pendek. Jika di Kwitang
seusai berdoa di makam, rombongan diterima oleh salah habib di kawasan
itu, di Masjid Luar Batang rombongan langsung peri begitu setelah berdoa. Tujuannya adalah makam para habib di kawasan Condet, Jakarta Timur.
Hari makin
larut. Jarum jam mendekati pukul 00.00. Di makam habib di kawasan
Condet, proses ritual berjalan lagi. Tetapi, kali ini doa yang
dipanjatkan lebih pendek, meski pada ujung doa tetap menyebut salah
satu calon gubernur.
Salah satu peserta ziarah itu
berharap, kunjungan ke makam-makam keramat yang merupakan tokoh agama
yang menyebarkan agama di sekitar Jakarta ini adalah bentuk
penghormatan mereka dan juga calon gubernur yang mereka dukung terhadap
tokoh tersebut.
Pukul 02.00,
rombongan tiba kembali di kawasan Menteng. Setelah bersalam-salaman,
mereka bubar sambil saling berpesan dan berdoa demi kemenangan salah
satu calon, kalau bisa satu putaran!
Jadilah pemilih yang bernas!
***pro***
Palmerah, 10 Juli 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar