Selasa, 10 Juli 2012

Ke Makam Demi Satu Putaran

Masa tenang bukan berarti diam. Banyak hal bisa dilakukan oleh pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta 2012-2017 atau pun tim suksesnya (timses). Ada yang tetap melakukan pekerjaan seperti biasa, ada yang memanfaatkan jejaring sosial, ada yang berkirim pesan singkat (SMS), ada yang nonton wayang bersama, mengirimkan pantun, ada pula yang tetap mendatangi basis massa dukungan mereka.
Simak SMS dari nomo 087736791XXX. Asslmk. Mari sama-sama kita bermunajat dan berdoa… Ya Alloh Yang Maha Bijaksana Maha Perkasa Maha Mengetahui Maha Tinggi kami memohon kepadaMU… . Menangkan dia. Berilah dukungan kepadanya. Amin. Mari ajak seluruh kader, keluarga, dan seluruh masyarakat untuk mendoakan kemenangan beliau. Amin.
Ada juga SMS lain yang mengajak dukungan kepada calon yang tidak berasal dari partai politik (parpol). Calon itu diusung oleh warga. Dalam UU, calon itu disebut calon perorangan atau orang mengatakan calon independen.
Faisal Basri, cagub dari unsur perseorangan, memilih liburan bersama keluarga ke Bogor. Di akun twitternya @FaisalBiem dia menulis, “Hari ini memasuki masa tenang. Akhirnya bisa menikmati waktu luang setelah berkampanye selama dua minggu.” Joko Widodo memilih pulang kampung ke Solo, Jawa Tengah, Bambang Tajahja Purnama atau biasa dipanggil Ahok, pasangan Jokowi, mengaku memilih menonton film Spiderman bersama anak-anak. Setelah itu, dia ingin jalan-jalan di mal.
Hidayat Nur Wahid memilih melakukan kegiatan sosial dan keagamaan, termasuk menjadi imam salat subuh serta menjadi penceramah. “Tadi juga saya diminta untuk jadi saksi pernikahan,” kata Hidayat sebagaimana dikutip dari www.tempo.co.
Fauzi Bowo, calon incumbent, tentu saja kembali melakukan aktivitasnya sebagai gubernur. Apalagi selama masa kampanye yang berlangsung 24 Juni hingga 7 Juli, dia hanya mengambil waktu cuti dua hari dari sebelumnya dia mengajukan waktu cuti empat hari. Sebagai seorang gubernur, aktivitas Foke –panggilan Fauzi Bowo—justru lebih banyak lagi. Dia bisa mendatangi berbagai komunitas masyarakat dan ini bisa dimanfaatkan untuk pencitraan.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta menetapkan masa tenang berlangsung 8 Juli sampai 10 Juli 2012 setelah kampanye berlangsung 24 Juni sampai 7 Juli. Rabu, 11 Juli 2012, adalah hari pemungutan suara atau pencoblosan. Jika tidak ada pasangan calon yang meraih 50 persen atau lebih dari suara yang syah, maka akan dilangsukan pemilihan putaran kedua. Karena itu, beberapa calon berharap bisa memenangi Pilgub DKI 2012 itu satu putaran.
Apa cuma itu acara mereka? Teranyata tidak. Ada juga anggota timses salah satu calon yang mendatangi sejumlah makam di Jakarta. Tujuannya untuk apa lagi kalau bukan berdoa meminta agar calon mereka memenangi ‘pertarungan’ bernilai total miliaran rupiah –bahkan bisa mencapai triliunan rupiah—dalam ajang yang disebut Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI 2012.
Bisa jadi Anda tak percaya jika ada tim ses yang mendatangi makam. Tetapi, kenyataan di lapangan memang ada. Sekitar pukul 20.00, dua buah bus Blue Bird berpendingin, meluncur dari kawasan Menteng. Tujuan pertama adalah kawasan Kwitang, Jakarta Pusat. Rombongan menuju ke rumah salah satu habib ternama di kawasan Kwitang. Diantar oleh sang habib, rombongan masuk masjid dan menuju ke tiga makam yang ada di samping masjid –menyata dengan bangunan masjid. Salah satu makan tertulis Habib Ali bin Al Habsyi.
Di samping makam Habib Ali ada dua makam lainnya. Aroma bunga dan wewangian cukup terasa di ruangan makam yang terlihat bersih, lengkap dengan pencahayaan yang terang benderang. Setelah membaca doa, rombongan duduk bersimbuh did epan makam dilanjutkan dengan membaca yasin. Setelah itu, dilanjut dengan membaca tahlil dan ditutup dengan doa. Isi doa itu selain meminta keselamatan dunia akhirat kepada kaum muslim, juga mendoakan kemenangan salah satu calon. “Mudah-mudahan berlangsung satu putaran,” u jar salah satu habib yang ikut dalam rombongan.
Setelah itu, rombongan bergeser. Bukan kembali ke Menteng, tetapi meluncur ke utara. Semula akan menuju makam di kampung Banda, Ancol, Jakarta Utara. Tetapi dibatalkan dan bergeser ke makam keramat di Masjid Luara Batang, Penjaringan, Jakarta Utara. Ini adalah masjid tua yang pembangunannya sudah berlangsung bertahun-tahun. Ketua pembangunan masjid ini adalah salah satu calon gubernur.
Di dalam masjid ini juga ada makam yang ‘dikeramatkan’ oleh sebagian masyarakat. Ritual seperti yang dilakukan di Kwitang juga berulang di makam Masjid Luara Batang ini. Hanya saja, doa di tempat ini lebih pendek. Jika di Kwitang seusai berdoa di makam, rombongan diterima oleh salah habib di kawasan itu, di Masjid Luar Batang rombongan langsung peri begitu setelah berdoa. Tujuannya adalah makam para habib di kawasan Condet, Jakarta Timur.
Hari makin larut. Jarum jam mendekati pukul 00.00. Di makam habib di kawasan Condet, proses ritual berjalan lagi. Tetapi, kali ini doa yang dipanjatkan lebih pendek, meski pada ujung doa tetap menyebut salah satu calon gubernur.
Salah satu peserta ziarah itu berharap, kunjungan ke makam-makam keramat yang merupakan tokoh agama yang menyebarkan agama di sekitar Jakarta ini adalah bentuk penghormatan mereka dan juga calon gubernur yang mereka dukung terhadap tokoh tersebut.
Pukul 02.00, rombongan tiba kembali di kawasan Menteng. Setelah bersalam-salaman, mereka bubar sambil saling berpesan dan berdoa demi kemenangan salah satu calon, kalau bisa satu putaran!
Jadilah pemilih yang bernas!
***pro***
Palmerah, 10 Juli 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar