Jumat, 20 April 2012

Penduduk Asli Jakarta Bukan Cuma Betawi


Awal pekan ketiga April 2012, saya dan temen-temen di kantor ngobrolin seputar Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2012 dan kaitannya dengan Betawi. Kenapa ini jadi bahan omongan? Ya karena ada kecenderungan Betawi menjadi bahan jualan. Ada satu pasang calon yang sejak awal merasa paling Betawi, sehingga paling berhak memiliki dan memimpin Jakarta ketimbang calon lain. Gaya bicara, cara berpakaian, dan tingkah polahnya saat didaftarkan oleh partai pendukungnya sebagai calon gubernur pun, Betawi banget. Para simpatisannya tentu saja tak mau ketinggalan, bergaya Betawi!
Calon lain bagaimana? Ternyata ada yang mencoba ikut-ikutan. Meski jelas-jelas berasal dari etnis Tionghoa, si calon itu seperti kurang pede  kalau tidak bicara bahwa dirinya juga didukung etnis Betawi. Bahkan, pasangan calon ini akan membawa tokoh Si Doel dalam sinetron bergaya  Betawi untuk menjadi juru kampanyenya kelak. Cara itu tentu bagian dari  upaya untuk mencari dukungan dari orang Betawi.
Yang sedikit menggelikan, ada calon lain yang juga mencoba mencari simpati dari orang Betawi dengan cara membentuk organisasi kebetawian. Seperti organisasi-organisasi Betawi yang sudah ada, nama perkumpulan itu pun di depannya pakai istilah Forum Betawi ….
Fenoma itu tentu menarik. Pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2007, perebutan etnis Betawi tidak sedahsyat sekarang. Padahal saat itu ada dua calon yang beretnis Betawi, yaitu Fauzi Bowo yang menggandeng Prijanto, dan Dani Anwar yang menjadi calon wagub Adang Daradjatun. Saat ini, ketika calon lebih bervariatif, baik dari sisi etnis, agama, maupun latar belakang profesi,  dan jumlahnya lebih banyak, yakni enam pasang, ‘perebutan’ etnis Betawi justru lebih kentara.
Kenapa itu terjadi? Apakah Betawi adalah etnis atau suku mayoritas di Jakarta sehingga menjadi bahan rebutan atau menjadi komoditas. Benarkah Betawi adalah suku asli dan ‘pemilik’ Jakarta? Ke manakah warga Jakarta beretnis Betawi akan menyalurkan aspirasinya?
Betawi terus berkurang
Berdasarkan hasil sensus penduduk yang dilakukan Badan Pusat Statistik maupun survey yang dilakukan sejumlah lembaga survey ternyata menunjukkan bahwa etnis Jakarta kini tak lagi mayoritas di Ibu Kota. Data menunjukkan bahwa suku Jawalah yang lebih ‘menguasai’ tanah ‘Si Pitung’ ini. Pada tahun 1930-an, etnis Betawi memang mayoritas di Jakarta, tetapi lama kelamaan jumlahnya terus menurun.
Data Sensus Penduduk tahun 2000,  tercatat bahwa penduduk Jakarta berjumlah 8,3 juta jiwa yang terdiri atas orang Jawa sebanyak 35,16 persen, Betawi (27,65%), Sunda (15,27%), Tionghoa (5,53%), Batak (3,61%), Minangkau (3,18%), Melayu (1,62%), Bugis (0,59%), Madura (0,57%), Banten (0,25%), dan Banjar (0,1%).
Jumlah penduduk di Jakarta berdasarkan etnis juga selalu berubah dari tahun ke tahun. Pada sensus penduduk tahun 2000, jumlah etnis besar di Jakarta ada 11 etnis. Kesebelas etnis itu adalah Jawa sebanyak 35,16 %, Betawi (27,65%), Sunda (15,27 %), Tionghoa (5,53 %), Batak (3,61%), Minangkau (3,18%), Melayu (1,62%), Bugis (0,59%), Madura (0.57%), Banten (0,25%), dan Banjar (0,10%). Suku lainnya sebanyak 6,47 %.
Berkurangnya etnis Betawi ini bisa jadi karena program pembangunan yang cukup pesar di Jakarta, terutama sejak era 1970-an berdampak pada berkurangnya etnis Betawi, terutama di pusat-pusat kota. Mereka banyak yang pindah ke pinggiran Jakarta, seperti  Depok, Tangerang, dan Bekasi.
Etnis di Jakarta Tahun 1930, 1961, dan 2000
Etnis
Tahun 1930
Tahun 1961
Tahun 2000
11,01%
25,4% *
35,16%
36,19%
22,9%
27,65%
25,37%
32,85%
15,27%
14,67%
10,1%
5,53%
0,23%
1,0%
3,61%
0,60%
2,1%
3,18%
1,13%
2,8%
1,62%
--
0,6%
0,59%
0,05%
--
0,57
--
--
0,25
--
0,20
0,10
0,70%
0,70
--
Lain-lain
10,05%
1,35%
6,47%
* Catatan: Termasuk Suku Madura di dalamnya
Sumber: www.wikipedia.com
Jika melihat angka persentase tersebut, etnis Betawi di Jakarta kini tidak sampai sepertiga dari jumlah penduduk kota ini. Berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI Jakarta per November 2011, jumlah penduduk Jakarta adalah 10.187.595 jiwa (http://www.kependudukancapil.go.id). Sebagian besar penduduk tersebut berada di Jakarta Timur (2.926.732 jiwa). Dari 10.187.595 jiwa penduduk J akarta, yang terdaftar dalam Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4) adalah 7.545.989 orang. Tetapi setelah diverifikasi selama hampir sebulan, 14 Maret hingga 12 April 2012, jumlah itu menyusut menjadi 7.044.991 Orang. Jumlah inilah yang oleh KPU DKI Jakarta pada Jumat (13/4) diumumkan sebagai angka Daftar Pemilih Sementara (DPS)
Penyebaran Penduduk Provinsi DKI Jakarta
Tabel Jumlah Penduduk Provinsi DKI Jakarta
Bulan :     November  2011
Wilayah
WNI
WNA
Total
LK
PR
Jumlah
LK
PR
Jumlah
Jakarta Pusat
575.220
547.754
1.122.974
342
354
696
1.123670
Jakarta Utara
887.059
828.479
1.715.538
433
374
807
1.716.345
Jakarta Barat
1.165.463
1.094.143
2.259.606
389
346
735
2.260.341
Jakarta Selatan
1.099.752
1.035.078
2.134.830
401
340
741
2.135.571
Jakarta Timur
1.510.461
1.415.161
2.925.622
574
536
1.110
2.926.732
Kep. Seribu
12.667
12.261
24.928
6
2
8
24.936
TOTAL
5.250.622
4.932.876
10.183.498
2.145
1.952
1.187.595
10.187.595

6 komentar:

  1. karena betawi merupakan etnis yang sangat toleran kepada pendatang,,, itulah sebabnya Jakarta dijadikan IBUKOTA,,

    BalasHapus
  2. karena betawi merupakan etnis yang sangat toleran kepada pendatang,,, itulah sebabnya Jakarta dijadikan IBUKOTA,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maf setau saya malah suku betawi pendatang,

      Hapus
    2. Betawi memang etnis asli Jakarta lebih tepatnya yg lahir di Jakarta, namun sebelum etnis Betawi terbentuk ditempat tersebut orang Sunda yg menjadi Pribumi pertama dgn peradabannya.

      Orang Sunda lah yg sebenarnya Toleran. Someah hade ka semah...

      Hapus
  3. Betawi juga pendatang cing. Tuh coba ente searching di mbah Google.

    BalasHapus
  4. dulu aja nama nya sunda kalapa, nama nama daerah nya aja khas sunda, prasasti prasasti aja sunda,, gak ada yg menyinggung tentang betawi,,,

    BalasHapus