Awal pekan ketiga
April 2012, saya dan temen-temen di kantor ngobrolin
seputar Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2012 dan kaitannya dengan
Betawi. Kenapa ini jadi bahan omongan? Ya karena ada kecenderungan Betawi
menjadi bahan jualan. Ada satu pasang calon yang sejak awal merasa paling
Betawi, sehingga paling berhak memiliki dan memimpin Jakarta ketimbang calon
lain. Gaya bicara, cara berpakaian, dan tingkah polahnya saat didaftarkan oleh
partai pendukungnya sebagai calon gubernur pun, Betawi banget. Para simpatisannya tentu saja tak mau ketinggalan, bergaya
Betawi!
Calon lain bagaimana? Ternyata
ada yang mencoba ikut-ikutan. Meski jelas-jelas berasal dari etnis Tionghoa, si
calon itu seperti kurang pede kalau tidak bicara bahwa dirinya juga
didukung etnis Betawi. Bahkan, pasangan calon ini akan membawa tokoh Si Doel
dalam sinetron bergaya Betawi untuk
menjadi juru kampanyenya kelak. Cara itu tentu bagian dari upaya untuk mencari dukungan dari orang
Betawi.
Yang sedikit
menggelikan, ada calon lain yang juga mencoba mencari simpati dari orang Betawi
dengan cara membentuk organisasi kebetawian. Seperti organisasi-organisasi
Betawi yang sudah ada, nama perkumpulan itu pun di depannya pakai istilah Forum
Betawi ….
Fenoma itu tentu menarik.
Pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2007, perebutan etnis Betawi tidak
sedahsyat sekarang. Padahal saat itu ada dua calon yang beretnis Betawi, yaitu
Fauzi Bowo yang menggandeng Prijanto, dan Dani Anwar yang menjadi calon wagub
Adang Daradjatun. Saat ini, ketika calon lebih bervariatif, baik dari sisi
etnis, agama, maupun latar belakang profesi,
dan jumlahnya lebih banyak, yakni enam pasang, ‘perebutan’ etnis Betawi
justru lebih kentara.
Kenapa itu terjadi?
Apakah Betawi adalah etnis atau suku mayoritas di Jakarta sehingga menjadi
bahan rebutan atau menjadi komoditas. Benarkah Betawi adalah suku asli dan
‘pemilik’ Jakarta? Ke manakah warga Jakarta beretnis Betawi akan menyalurkan
aspirasinya?
Betawi terus berkurang
Berdasarkan hasil
sensus penduduk yang dilakukan Badan Pusat Statistik maupun survey yang
dilakukan sejumlah lembaga survey ternyata menunjukkan bahwa etnis Jakarta kini
tak lagi mayoritas di Ibu Kota. Data menunjukkan bahwa suku Jawalah yang lebih ‘menguasai’
tanah ‘Si Pitung’ ini. Pada tahun 1930-an, etnis Betawi memang mayoritas di
Jakarta, tetapi lama kelamaan jumlahnya terus menurun.
Data Sensus Penduduk
tahun 2000, tercatat bahwa penduduk Jakarta berjumlah 8,3
juta jiwa yang terdiri atas orang Jawa sebanyak 35,16 persen,
Betawi (27,65%), Sunda (15,27%), Tionghoa (5,53%), Batak (3,61%), Minangkau (3,18%), Melayu (1,62%), Bugis (0,59%), Madura (0,57%), Banten (0,25%), dan Banjar (0,1%).
Jumlah penduduk di
Jakarta berdasarkan etnis juga selalu berubah dari tahun ke tahun. Pada sensus
penduduk tahun 2000, jumlah etnis besar di Jakarta ada 11 etnis. Kesebelas etnis
itu adalah Jawa sebanyak 35,16 %, Betawi (27,65%), Sunda (15,27 %), Tionghoa
(5,53 %), Batak (3,61%), Minangkau (3,18%), Melayu (1,62%), Bugis (0,59%),
Madura (0.57%), Banten (0,25%), dan Banjar (0,10%). Suku lainnya sebanyak 6,47
%.
Berkurangnya etnis
Betawi ini bisa jadi karena program pembangunan yang cukup pesar di Jakarta, terutama
sejak era 1970-an berdampak pada berkurangnya etnis Betawi, terutama di
pusat-pusat kota. Mereka banyak yang pindah ke pinggiran Jakarta, seperti Depok, Tangerang, dan Bekasi.
Etnis di Jakarta Tahun 1930, 1961, dan
2000
|
|||
Etnis
|
Tahun 1930
|
Tahun 1961
|
Tahun 2000
|
11,01%
|
25,4% *
|
35,16%
|
|
36,19%
|
22,9%
|
27,65%
|
|
25,37%
|
32,85%
|
15,27%
|
|
14,67%
|
10,1%
|
5,53%
|
|
0,23%
|
1,0%
|
3,61%
|
|
0,60%
|
2,1%
|
3,18%
|
|
1,13%
|
2,8%
|
1,62%
|
|
--
|
0,6%
|
0,59%
|
|
0,05%
|
--
|
0,57
|
|
--
|
--
|
0,25
|
|
--
|
0,20
|
0,10
|
|
0,70%
|
0,70
|
--
|
|
Lain-lain
|
10,05%
|
1,35%
|
6,47%
|
* Catatan: Termasuk Suku Madura
di dalamnya
Sumber: www.wikipedia.com
Jika melihat angka
persentase tersebut, etnis Betawi di Jakarta kini tidak sampai sepertiga dari
jumlah penduduk kota ini. Berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
DKI Jakarta per November 2011, jumlah penduduk Jakarta adalah 10.187.595 jiwa (http://www.kependudukancapil.go.id).
Sebagian besar penduduk tersebut berada di Jakarta Timur (2.926.732 jiwa). Dari 10.187.595 jiwa penduduk
J akarta, yang terdaftar dalam Daftar Penduduk Potensial
Pemilih Pemilu (DP4) adalah 7.545.989 orang. Tetapi setelah
diverifikasi selama hampir sebulan, 14
Maret hingga 12 April 2012, jumlah itu menyusut menjadi 7.044.991 Orang. Jumlah
inilah yang oleh KPU DKI Jakarta pada Jumat (13/4) diumumkan sebagai angka Daftar Pemilih Sementara (DPS)
Penyebaran Penduduk
Provinsi DKI Jakarta
Tabel Jumlah Penduduk
Provinsi DKI Jakarta
Bulan
: November 2011
Wilayah
|
WNI
|
WNA
|
Total
|
||||
LK
|
PR
|
Jumlah
|
LK
|
PR
|
Jumlah
|
||
Jakarta Pusat
|
575.220
|
547.754
|
1.122.974
|
342
|
354
|
696
|
1.123670
|
Jakarta Utara
|
887.059
|
828.479
|
1.715.538
|
433
|
374
|
807
|
1.716.345
|
Jakarta Barat
|
1.165.463
|
1.094.143
|
2.259.606
|
389
|
346
|
735
|
2.260.341
|
Jakarta Selatan
|
1.099.752
|
1.035.078
|
2.134.830
|
401
|
340
|
741
|
2.135.571
|
Jakarta Timur
|
1.510.461
|
1.415.161
|
2.925.622
|
574
|
536
|
1.110
|
2.926.732
|
Kep. Seribu
|
12.667
|
12.261
|
24.928
|
6
|
2
|
8
|
24.936
|
TOTAL
|
5.250.622
|
4.932.876
|
10.183.498
|
2.145
|
1.952
|
1.187.595
|
10.187.595
|
karena betawi merupakan etnis yang sangat toleran kepada pendatang,,, itulah sebabnya Jakarta dijadikan IBUKOTA,,
BalasHapuskarena betawi merupakan etnis yang sangat toleran kepada pendatang,,, itulah sebabnya Jakarta dijadikan IBUKOTA,,
BalasHapusMaf setau saya malah suku betawi pendatang,
HapusBetawi memang etnis asli Jakarta lebih tepatnya yg lahir di Jakarta, namun sebelum etnis Betawi terbentuk ditempat tersebut orang Sunda yg menjadi Pribumi pertama dgn peradabannya.
HapusOrang Sunda lah yg sebenarnya Toleran. Someah hade ka semah...
Betawi juga pendatang cing. Tuh coba ente searching di mbah Google.
BalasHapusdulu aja nama nya sunda kalapa, nama nama daerah nya aja khas sunda, prasasti prasasti aja sunda,, gak ada yg menyinggung tentang betawi,,,
BalasHapus