![]() |
Air menggenangi halaman SMAN 8 di Bukitduri, Jakarta Selatan, Kamis (16/2/2017). Su,mber: Wartakotalive.com |
Gubernur DKI
Jakarta 2012-2017 Fauzi Bowo pernah diolok-olok media massa dan media sosial
karena menyebut beberapa wilayah di Jakarta bukan terkena banjir, tetapi hanya
tergenang. Pernyataan Foke—panggilan Fauzi Bowo—saat itu menjelang digelarnya
Pilkada DKI Juli 2012.
Lima tahun
kemudian, Wagub DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan hal yang tak jauh
berbeda. Air yang menggenangi warga Kampung Arus, Cawang, Jakarta Timur, hingga
di atas 70 cm, Minggu (12/2/2017) atau tiga hari menjelang Pilkada DKI 15
Februari 2017, bukanlah banjir, tetapi genangan.
"Tadi
malam saya cek, ini bukan banjir, tapi tergenang, sekarang sudah surut. Tidak
ada lagi banjir seperti dulu, sampai enam jam," kata Djarot di Balai Kota,
Jalan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (13/2/2017) pagi seperti
dikutip portal tribunnews.com.
Djarot pun
mendifinisikan bahwa banjir itu apabila terjadi genangan di satu tempat melebih
batas waktu 6 jam. "Kalau banjir itu bisa berjam-jam, 6-8 jam, sehingga
warga harus ngungsi. Tapi kalau genangan, dalam waktu kurang dari enam jam
sudah surut, sehingga enggak perlu mengungsi,”
ujar Djarot.
![]() |
Air menggenangi permukiman warga di Kampung Arus, Cawang, Jakarta Timur, Minggu (12/2/2017). Foto: Wartakotalive.com |
Beda Banjir dan Genangan
Tanpa
bermaksud membela atau mengkritik pandangan Foke dan Djarot, dalam pandangan
orang ‘air’ memang ada beda pengertian antara banjir dan genangan.
Dalam buku Pedoman
Penyusunan Sistem Peringatan Dini dan Evakuasi untuk Banjir Bandang terbitan Kementerian
Pekerjaan Umum disebutkan, banjir
adalah peristiwa meluapnya air sungai melebihi palung sungai.
Buku Dinas
PU DKI menjelaskan, banjir adalah
keadaan aliran air dan atau elevasi muka air dalam sungai atau kali atau kanal
yang lebih besar atau lebih tinggi dari normal. Genangan yang timbul di
daerah rendah sebagai akibat yang ditimbulkannya juga termasuk dalam pengertian
ini.
Genangan adalah peristiwa terhentinya air atau air
tidak mengalir. Bisa saja,
di satu lokasi ada genangan air meski tinggi muka air di sungai masih di bawah
rata-rata.
Meski
demikian, secara subtansi atau akibat ya tetap sama. Maksudnya sama-sama ada
air yang menggenang di satu lokasi atau kawasan. Hanya saja, secara teknis,
penanganannya bisa beda karena yang satu disebabkan oleh meluapnya air di
kali/sungai, sedangkan yang satunya lagi karena tidak mengalirnya air karena
terhambat oleh saluran.
Bagaimana
dengan Jakarta. Data lima tahun lalu menunjukkan bahwa 40 persen–bahkan mungkin
sekarang bisa lebih— wilayah daratan Jakarta berada di dataran banjir pada
sungai-sungai Angke, Pesanggrahan, Sekretaris, Grogol, Krukut, Ciliwung,
Cipinang, Sunter, Buaran, Jatikramat, dan Cakung. Sehingga, daerah itu tidak
hanya rawan banjir, tetapi juga genangan.
Apa Arti Siaga Banjir
Istilah lain
yang kerap dipakai ketika musim penghujan seperti sekarang adalah ‘siaga’.
Dalam buku
Dinas PU DKI disebutkan, siaga adalah suatu sikap atau tingkat kemampuan untuk
menghalangi dan atau mengelola suatu bahaya dalam rangka mengurangi
dampaknya yang mungkin terjadi dan menimpa mereka.
Jika
digabungkan dengan banjir atau menjadi siaga banjir memiliki pengertian,
keadaan tertentu yang diakibatkan oleh banjir yang ditandai oleh elevasi atau
peil muka air tertentu.
Bencana
adalah rangakaian peristiwa yang diakibatkan oleh alam, ulah manusia, atau oleh
keduanya hyang mengakibatkan kerugian harta benda, merusak harta milik atau
lingkungan dan dapat menimbulkan korban jiwa.
Kementerian
PU memberi penjelasan tambahan. Banjir bandang adalah banjir besar yang
terjadi secara tiba-tiba, karena meluapnya debit yang melebihi kapasitas aliran
alur sungai oleh konsentrasi cepat hujan dengan intensitas tinggi. Banjir ini
membawa aliran debris bersamanya atau runtuhnya bendung alam, yang
terbentuk dari material longsoran gelincir pada area hulu sungai.
Bendungan
adalah bangunan yang berupa urukan tanah, urukan batu, beton, dan/atau pasangan
batu yang dibangun selain untuk menahan dan menampung air. Dapat pula dibangun
untuk menahan dan menampung limbah tambang (tailing), atau menampung lumpur
sehingga terbentuk waduk.