Panpus HPN 2013 diterima tokoh pers, Jakob Oetama, Senin (7/1). Foto: Suprapto |
Palmerah, Wartakotalive.com
Pemerintah dinilai kurang sensitif terhadap berbagai persoalan bangsa seperti masalah kerukunan beragama, ketimpangan sosial, dan
kemiskinan termasuk maraknya kasus pemerkosaan belakangan ini. Karena
itu, media perlu mengambil peran penting untuk menyuarakan dan mencari
solusi atas masalah tersebut.
“Saya kira, pemerintah kurang sensitif terhadap berbagai problem bangsa itu. Sekarang kasus perkosaan kok terus meningkat. Anak kecil menjadi korban. Ada apa. What’s wrong with our country,”
ujar tokoh pers Jakob Oetama saat menerima Panitia Hari Pers Nasional
(HPN) di ruang kerjanya, Gedung Kompas Gramedia, Palmerah, Jakarta
Pusat, Senin (7/1/2013).
Dalam
kesempatan itu, Jakob yang juga Komisaris Utama KG didamping Chief
Executive Officer (CEO) KG Agung Adiprasetyo, Wakil Pemimpin Umum Kompas St Sularto, dan Pemred Kompas Rikard
Bagun. Panpus HPN diwakili Penanggung Jawab HPN Margiono, beberapa
penasehat panitia seperti Sabam Siagian, Ishadi SK, dan Tarman Azam,
serta sejumlah panitia pelaksana.
Margiono
melaporkan hal-hal yang akan dibahas dalam HPN 2013 yang akan
berlangsung di Manado, Sulawesi Utara, 9 Februari 2013. Beberapa agenda
itu antara lain pengumuman perusahaan pers yang sudah sesuai standar
yang ditetapkan Dewan Pers (DP), jumlah wartawan yang memiliki
sertifikat kompetensi, konvensi, dan hiburan rakyat.
“Ada juga rekomendasi yang
berisi keprihatinan dan sikap pers terhadap problem bangsa serta solusi
yang kita tawarkan,” ujarnya. Dia menambahkan, saat ini ada 3.500
wartawan yang telah lolos uji kompetensi.
Selain menyoroti berbagai problem bangsa, Jakob juga menyingunggung perkembangan media sosial yang gencar. Dia minta organisasi atau kelembagaan terkait pers yang ada agar ikut serta mengawal supaya para pelaku di media sosial itu juga memiliki serta menaati kode etik serta bertanggung jawab.
Jakob juga yakin bahwa hadirnya berbagai media dengan berbagai saluran tersebut tidak akan membunuh media cetak. “Saya kok tetap yakin, budaya baca tidak akan hilang. Media cetak akan tetap ada tetapi dengan sinergi dengan bagian lain,” katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar